Terimakasih atas kesediaannya telah mengunjungi Blog ini Semoga dapat memberikan manfaat

Sabtu, 25 Desember 2010

KEDUA ORANG TUAKU ( PGSD Berasrama Banjarbaru 07)

Anak-anak...
Maupun Mahasiswa PGSD khususnya PGSD Banjarbaru dan utamanya PGSD Asrama Banjarbaru pastilah tidak asing lagi mendengar nama beliau.... Bapak Drs. H. Fansuri, M.Pd. dan Bapak H. Soemidjan B.Sc

Ya...
Warga asrama khususnya yang selama ini di ayomi oleh beliau- beliau, dibina, dan dididik oleh beliau-beliau tersebut dan masih banyak lagi yang beliau berikan pada anak asrama yang tidak dapat disebutkan satu persatu... saking banyaknya dedikasi mereka pada PGSD.

Di usianya yang terus semakin matang, Bapak Fansuri dan Bapak Soemidjan terus memberikan yang terbaik dalam pengabdiannya.

Bapak Fansuri misalnya...
Seperti yang masih lekat dalam ingatan saya, saat salah satu kakak Angkatan menyebutkan bahwa Bapak Fansuri adalah tokoh yang diidolakan sekaligus menjadi panutan, karena meskipun sudah banyak prestasi beliau, pengabdian beliau, tidak pernah ditunjukkan dalam sikap beliau bahwa beliau ingin dihargai dengan segudang kelebihan tersebut. Justru beliau selalu menunjukkan sikap rendah diri, tidak mau menyuruh tetapi memberikan contoh.. misalnya saat mahasiswa lupa membersihkan kelas untuk belajar, lumrah kalau kita sebagai guru akan marah, tapi keistimewaan Bapak, tanpa banyak beliau mengeluarkan kata-kata tidak penting, beliau justru mengambil sapu dan mulai menyapu lantai.
Tentu saja hal ini lebih bermakna bagi siswa, karena selain mendapat perintah yang tidak hanya disuruh, juga dapat mengambil sikap seperti Bapak bahwa tidak hanya siswa yang di suruh tetapi berikan lah contoh terlebih dhulu, dan NILAI MORAL nya siswa dapat tumbuh rasa pekanya terhadap situasi yang dihadapinya maksudnya dengan melihat guru ataupun dosennya menyapu seperti itu apa tindakan yang akan diambilnya, apakah hanya menonton atau melakukan hal yang sama dengan dasar takut atau juga dengan dasar keikhlasan.

Saat saya magang di salah satu sekolah dasar, Kepala Sekolah di sekolah tersebut juga menceritakan prestasi-prestasi yang dimiliki oleh Bapak Fansuri.
Subhanallah....
Saat itu saya baru tahu, karena tidak sedikitpun Bapak pernah memperlihatkan bahwa beliau mempunyai prestasi yang apabila orang lain yang memilikinya tentulah orang tersebut bisa sombong.
Tapi Bapak....
Penampilannya, sikapnya selalu sederhana, fisik Bapak yang tegap menggambarkan ketegaran dan kekuatan beliau melalui pengalaman demi pengalaman mengabdikan diri pada pendidikan... (ini yang coba saya terapkan saat saya menghadapi suatu masalah)

Begitu pun dengan Bapak Soemidjan...
Sampai detik ini terus teringat di kepala saya saat beliau membangunkan kami semua untuk sholat subuh dengan panggilan "subuh...subuh...subuh"
Malah dulu lebih semarak, setiap menjelang adzan subuh Bapak menyalakan radio yang memutar orang sedang mengaji, dan dilanjutkan pada saat selesai subuh beliau putar lagu-lagu yang membangkitkan semangat untuk kerja bakti dan PASTI... semua anak asrama hafal lagu apa yang pertama kali mereka dengar saat di asrama.
Saat hendak kerja bakti pagi hari Bapak juga mempunyai panggilan yang sangat khas dan tak akan terlupa sampai kapanpun " ayo..ayo.. blok A, blok B, blok D turun-turun.."
Saat kultum selepas sholat subuh dan sholat Isya, Bapak sebagai penutup menyimpulkan atas yang telah kami sampaikan. Dan banyak lagi yang tak cukup waktu untuk menceritakannya karena begitu banyaknya pengalaman yang beliau berikan pada kami.
Kini, yang saya dengar kedua orangtuaku kadang-kadang sakit, karena usianya yang semakin matang wajar jika berbagai gangguan pada kesehatan mulai bermunculan, sebagai anak hanya doa yang dapat saya berikan kepada mereka.



Dan melalui tulisan ini...
Saya ingin menyatakan sesuatu yang tidak dapat saya ungkapkan lewat perkataan dan tatapan mata langsung kepada kedua orang tua saya selama di asrama, dan akan tetap menjadi orang tua saya hingga kapanpun..

Kedua orang tua saya yang sudah saya kecewakan...
Maafkan saya

Masih lekat di kepala saya bagaimana mereka (kedua orang tua saya) terpojok dan tersudut, kehilangan wibawa dan sosok pemimpin nya di hadapan teman-teman saya yang lain. Saat ada teman yang mengeluarkan aspirasinya mempertanyakan "KEADILAN". Hanya karena mereka menggunakan naluri orang tua yang hendak melindungi anaknya, cobalah saat kita menjadi orang tua tentu kita dapat merasakannya... Bukan hendak menutupi atau berbuat tidak adil, mereka hanya sedang memikirkan nasib anak-anaknya. Tetapi justru dipandang oleh orang-orang yang mereka lindungi sebagai hal yang tidak adil, pilih kasih, tidak punya wibawa, tidak punya ketegasan dan masih banyak lagi hinaan mereka kepada kedua ayah saya ini....
MAAFKAN SAYA ATAS SEMUANYA

Bapak...


Kalian yang telah mengajari kami semua harus bertanggung jawab terhadap segala yang kita ambil dan kita pilih, meskipun itu sakit ataupun menyedihkan.
Selama saya di asrama banyak sekali yang telah Bapak- Bapak berikan pada saya dan teman-teman dan sampai kapanpun dan sekaya apapun saya tidak akan pernah bisa saya membayar semua itu.

Terimakasih Bapak...
Kata maaf juga tidak akan pernah cukup sekalipun sejuta kali saya memintanya pada Bapak, atas kesalahan saya yang telah mengecewakan Bapak dan menyakiti hati kalian sebagai orang tua...
Doakan saya dapat menghadapi apa yang sudah menjadi pilihan hidup saya

Dengan segala konsekuensinya... Amien.

Entri Populer

ME and ALL

Kotak Penelusuran

Terimakasih atas kesediannya mengunjungi blog ini. Bagaimana menurut anda mengenai blog ini?

Diberdayakan oleh Blogger.